PELANTIKAN DAN SARASEHAN KEDAERAHAN
PENGURUS CABANG PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
LOMBOK TIMUR
“ Mengawal Lombok Timur Untuk
Mewujudkan Masyarakat Yang Makmur “
(Menuju
Pilkada Damai, Bersih
&
Berkualitas).
Membangun demokrasi
yang diharapkan membawa kesejahteraan masyarakat tidak akan dicapai bila hanya melakukan perubahan system dan rezim ataupun aturan procedural belaka,
namun juga menyangkut budaya/culture dari elit politik maupun masyarakat secara keseluruhan.
Kini Lombok Timur dihadapkan pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA). Mau tidak mau sistem PILKADA langsung merupakan tuntutan
yang harus dilaksanakan demi pembelajaran demokrasi, sehingga sangat wajar jika PILKADA langsung ini memunculkan beragam persoalan dan menebar ancaman.
Sangat terasa sejak saat ini, pertengkaran antar pendukung maupun TIMSES
sering terjadi baik di dunia maya maupun dalam dunia nyata. Memang, pelaksanaan Pilkada langsung jelas bukan persoalan sepele, karena berbagai kepentingan
yang terlibat di dalamnya jauh lebih pelik dibandingkan dengan pemilu presiden danwakil presiden, unsure kelompok/golongan dan fanatisme jauh lebih kental.
Tidak jarang terjadi bentrokan antar kelompok pendukung calon yang
Sampai menyebabkan jatuhnya korban. Sungguh ironis ketika demokrasi sejatinya mengutamakan akal sehat, yang
justru terjadi adalah sikap fanatisme
yang penuh emosi. Situasi tersebut diperparah dengan adanya berbagai maneuver dan kepentingan-kepentingan dari luar, baik itu kepentingan politik maupun kepentingan ekonomi.
Proses pemilihan kepala daerah
(PILKADA) pada tahun 2008 di Lombok Timur meninggalkan kesan-kesan yang agak
buram. Masih sangat terngiang kekerasan yang terjadi antara pendukung Calon
yang satu dengan yang lain. Tidak adanya kedamaian dan ketentraman terasa sejak
sebelum PILKADA sampai sesudahnya. Kekecewaan publik terhadap hasil pilkada
yang