SELAMAT DATANG DI RUMAH PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (PMII) CABANG LOMBOK TIMUR

Selasa, 26 Februari 2008

PMII NTB BEGAWE BELEK

Seminar Nasional dan Pra Kongres PMII

pada akhirnya PMII NTB diberikan mandat oleh PB PMII sebagai tuan rumah di NTB usebagai tuan rumah dalam kongres PMII Se NTB, Se-Jawa Barat, Bali, NTT.ini merupakan momentum yang baik untuk memperkenalkan daerah dan potensi yang ada sekaligus sebagai bentuk eksistensi PMII NTB selama ini.dalam kongres yang akan diadakan pada tanggal 27-29 di wisma haji Mataram dan dirangkaikan dengan SEMINAR NASIONAL.

adapun peserta dalam seminar tersebut terdiri semua kader pergerakan di NTB dan peserta yang mengikuti Kongres yang berasal dari PC-PMII Se- NTB, se-jawa Barat, Bali, NTT.mengangkat tema besar terkait pariwisata di NTB.karena Dunia pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sosial ekonomi manusia. Bahkan sektor ini telah diperkuat oleh berbagai badan organisasi internasional sekelas PBB, Bank Dunia (World Bank) dan World Tourism Organization (WTO). Perkembangan ini nampak jelas ketika melihat bahwa dunia pariwisata yang awalnya hanya dinikmati oleh segelintir orang kaya pada awal abad ke-20, kini telah merata dan bisa dinikamti oleh semua lapisan masyarakat. Bahkan pariwisata menjadi bagian dari hak asasi manusia. Hal semacam ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai merambah negara berkembang termasuk Indonesia.
Pada dasarnya, Indonesia juga tidak menafikan sektor pariwisata-nya yang potensial. Melalui UU No. 25 Tahun 2000, Pemerintah telah mencanangkan Program Perencanaan Nasional Pariwisata guna mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Juga dalam rangka memulihkan citra Indonesia di dunia internasional pasca krisis moneter akibat instabilitas politik Indonesia saat itu. Kenyataannya, perencanaan ini kian rumit dengan menjangkitnya isu terorisme pasca tragedi 11 September 2001 dengan serangan terhadap menara kembar World Trade Centre (WTC) dan Pentagon di Amerika Serikat. Hal serupa juga terjadi di Indonesia degan ledakan bom di Legian Kuta Bali serta konflik yang kerap terjadi di belahan bumi nusantara.
Jika saja re-positioning sekaligus re-vitalization tidak segera dilakukan, maka dunia pariwisata sebagai andalan sumber income bagi beberapa daerah kian terpuruk. Sesungguhnya, Indonesia masih berpeluang besar merebut pasar pariwisata itu kembali. Hal ini dapat ditopang oleh siklus dominasi tujuan wisata yang mulai berubah. Apabila di tahun 1950, sekitar 15 tujuan wisata utama di dunia terkonsentrasi di Eropa Barat dan Amerika Utara, yang mendatangkan 97% dari jumlah wisatawan dunia, maka pada tahun 1999 jumlah ini menurun menjadi 62%. Sisanya akan menyebar diberbagai belahan dunia terutama Asia Timur, Eropa Timur, dan Amerika Latin. Indonesia pun masih menempati sepuluh besar dari negara yang dikunjungi wisatawan internasional.
Melihat jumlah wisatawan mancanegara maupun dalam negeri yang terus berkembang, patutlah apabila pariwisata dikategorikan kedalam kelompok industri terbesar. Bagimana tidak, ekspor barang dan jasa pada umumnya berasal dari sektor pariwisata. Dan pariwisata pun telah menjadi penyumbang terbesar dalam perdagangan internasional dari sektor jasa. Prospek pariwisata ke depan pun sangat menjanjikan bahkan sangat memberikan peluang besar, terutama apabila menyimak angka-angka perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism). Berdasarkan perkiraan WTO akan ada sekitar 1,046 milyar orang di tahun 2010 dan 1,602 milyar orang di tahun 2020), diantaranya masing-masing 231 juta dan 438 juta orang berada di kawasan Asia Timur dan Pasifik. Dan akan mampu menciptakan pendapatan dunia sebesar USD 2 triliun pada tahun 2020.
Indonesia harus bisa menyiapkan infrastruktur untuk menggaet peluang di atas. Pariwisata Indonesia harus dapat menjadi sumber kesejahteraan rakyat. Untuk itu, perlu pengelolaan sistematis baik software hingga hardware-nya. Merefleksi wisatawan ke Indonesia, maka berdasarkan data statistik, sejak 2004 jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia mengalami penurunan. Akibatnya, target enam juta wisatawan pada 2007 tidak tercapai. Tentunya, semua berharap melalui program visit Indonesia Year 2008 dengan target tujuh juta wisatawan dengan perolehan devisa sebesar US$ 4 milyar dapat tercapai.
Tentunya, cita-cita ini akan terwujud apabila pemerintah dan para pelaku pariwisata Indonesia dengan serius melakukan perencanaan yang matang dan terarah untuk menjawab tantangan sekaligus menangkap peluang. Pemanfaatan peluang harus dilakukan melalui pendekatan “re-positioning” keberadaan masing-masing kegiatan pariwisata dimulai dari sejak investasi, promosi, pembuatan produk pariwisata, penyiapan jaringan pemasaran internasional, dan penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas. Tak lupa, tersedianya jalur transportasi yang memadai.


Baca selengkapnya >>