SELAMAT DATANG DI RUMAH PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (PMII) CABANG LOMBOK TIMUR

Sabtu, 17 Mei 2008

Kenaikan BBM JILID II, Penjeratan Massal 110 Juta Miskin Indonesia

Frame kita sama, kenaikan harga BBM sangat mempengaruhi harga pasar terutama harga kebutuan sehari-hari ( SEMBAKO ). Bank dunia mencatat 110 juta orang miskin Indonesia dari jumlah total 225 juta Penduduk Indonesia ( data kenaikan BBM jilid I 2005).

Orang miskin adalah mereka yang memiliki penghasilan rata-rata Rp.114.000/bulan”.( sensus 2002 : LPEM-FEUI.) jika harga minyak tanah saja Rp.2.500/2 hari pemakaian rumah tangga, Rp.75.000 adalah kost yang mutlak untuk pembelian minyak tanah saja. Lalu bagaimana dengan harga Sembako yang wajib ada untuk bertahan hidup? Harga pendidikan, transportasi, Listrik, kesehatan dst...itu masih kategori miskin, kalau yang tidak memiliki penghasilan? beda lagi perhitungannya. Mau diganti menggunakan kayu bakar? Penebangan pohon/ hutan itu ada hukumnya lo....lalu bagaimana kalau harga tersebut berkisar Rp.4000? terlebih rencana subsidi BBM akan dicabut sebesar 25 % pada tahun ini di Lombok Timur, akibat dari PAD yang hanya kisaran Rp.350-an Milyard 2008 ini.

Hadist nabi, ”kemiskinan cenderung melahirkan kekafiran” miskin plus terjerat, kondisinya lebih fatal, kesenjangan sosial jelas terjadi. Pemerintah melakukan kenaikan BBM untuk mendongkrak APBN 2008, atau kestabilan harga minyak dunia, menekan laju inflasi, mungkin benar. Tapi apakah dengan menggantung leher rakyat kecil yang jelas tidak memiliki kekuatan untuk kondisi ini. Skala macro, katanya ekonomi kita terangkat, tapi realitasnya tetap, rakyat miskin tidak punya kekuatan menghadapi krisis ekonomi ditambah lagi dengan kenaikan BBM. Program Konpensasi BBM, untuk BLT ( Bantuan Langsung Tunai ), Rp.300.000 / 3 bulan ( 2005 ) salah satu hipnotesia Pemerintah untuk mengimingi rakyat kecil dengan kemiskinannya. Itupun tidak efektif dan merata, dikorup lagi..karena rakyat tidak butuh uang sementara, Rakyat butuh kerja.

Mereka( Pemerintah ) gampangan ja, bodoh-bodohi rakyat dengan perseteruan Indonesia VS Malaysia ( The Ambalat Block ) untuk mengalihkan isu kenaikan BBM 2005, lalu sekarang SKB 3 Menteri tentang Ahmadiyah sengaja dimolor, untuk mengalihkan perhatian agar kenaikan BBM dapat eksekusi.

Bagi para pengusaha, mudah saja menaikkan harga industri pasarnya. Dan tidak menanggung beban dengan Kenaikan BBM, beda halnya dengan rakyat non pengusaha ( mangsa pasar ), grass root tidak memiliki daya jangkau /beli harga pasar sebagai korban.

Asumsi kita sederhana, Indonesia sebagai salah satu penyuplai minyak dunia, justeru rakyatnya tidak bisa menikmati fasilitas itu. Akibat dari ketidakmampuan Pemerintah mengelola dengan menajement yang baik, ujung-ujungnya rakyat dipaksa membeli BBM dengan ketidakmampuan yang menyertainya...ironis.

Rakyat semakin terjerat, petani tembakau tidak berdaya, nelayan terancam, sopir angkot, gizi buruk, industry rumah tangga macet, pendidikan rendah dkk, tetap akan mengahantui bangsa kita. Akibat dari ketidakberpihakan pemerintah terhadap rakyat kecil. ’Kalau enggak bisa ngelola pemerintahan’, TURUN JA BUNG !!!
Realitas diatas sebentar lagi kita hadapi, dan kita terpaksa harus menutup telinga dengan tangisan-tangisan rakyat disekitar kita. Bagi kita yang mengerti, sudah sepantasnya berbuat dan bergerak.

PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA ( PMII ) LOMBOK TIMUR
mengajak dan menyerukan:

TOLAK KENAIKAN BBM JILID II SEKARANG JUGA !!!

Masih banyak leading sector yang tidak disentuh karena bobroknya birokrasi kita diatas...
Pajak tidak dikelola dengan merata, hanya bagi mereka yang tidak kebal hukum. Organisasi-organisasi Nirlaba raksasa nonggak pajak ke negara sampai ratusan Triliyun, bagaimana realisasinya.????
Sistem Ekonomi sepihak, modal industri hanya boleh dipinjamkan kepada orang-orang kaya yang memiliki kekuasaan. Orang miskin tidak berhak...ya karena miskin....
Dan tentunya, JANGAN KORUP Bos !!!!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar